Tolong Jangan Berbohong soal 10 Hal Ini saat Konsultasi ke Dokter, ya!
Ketika berkunjung ke dokter, kamu tentu berharap mendapatkan jawaban serta penanganan yang tepat atas kondisi kesehatan yang dialami. Pun sebaliknya, dokter juga tentu tidak ingin memberikan perawatan yang salah untuk pasiennya sehingga berdampak buruk bagi pasien maupun dirinya sendiri.
Karena itulah dibutuhkan sesi konsultasi yang bertujuan untuk menggali informasi sehingga menghasilkan diagnosis yang tepat. Namun kadang kala, ada saja alasan tertentu setiap orang (mungkin termasuk kamu) untuk tidak berterus terang mengenai beberapa hal fundamental seperti berikut ini.
1. Riwayat operasi
Baik operasi minor maupun mayor, spesialis bedah plastik David Shafer M.D., menyebutkan bahwa jujur mengenai riwayat operasi akan mengurangi risiko komplikasi di kemudian hari. Dokter yang berbasis di Manhattan ini pun tak urung menemukan pasiennya sendiri yang mengaku tak pernah melakukan operasi ketika dengan jelas sayatan facelift-nya terlihat.
2. Usia
Bagi beberapa orang, entah mengapa perlu merahasiakan usianya bahkan saat harus berkonsultasi ke dokter. Walaupun pada akhirnya dokter juga akan mengetahui yang sebenarnya, kebohongan semacam ini juga dapat mematahkan kepercayaan dokter terhadapmu. Di sisi lain, kamu juga pasti sangat paham bahwa usia seseorang juga memiliki korelasi penting terhadap kondisi kesehatannya, bukan?
3. Riwayat seksual
Untuk kebaikanmu sendiri, penting untuk memberi tahu dokter terkait berapa banyak pasangan seksmu, kapan kali terakhir kamu melakukan hubungan seks, apakah kamu menerapkan seks yang aman dan sehat atau tidak, hingga jejak penyakit menular seksual yang mungkin dimiliki. Jaime M. Knopman M.D., direktur CCRM-NY dan co-founder Truly menyatakan meski merupakan hal yang sangat privat, informasi ini sangat krusial bagi dokter. Selain dalam memberikan resep, kenyataan ini juga menentukan jenis tes apa yang dapat dilakukan mengingat beberapa jenis pemeriksaan membutuhkan syarat tertentu.
4. Frekuensi minum alkohol
Terutama bila kamu akan melakukan operasi, konfirmasi ini sangat penting karena alkohol dapat memberikan efek bahaya yang permanen pada livermu, termasuk meningkatkan pendarahan. Menurut dokter bedah saraf David Poulad MD dari IGEA Brain and Spain, dampak alkohol bervariasi, termasuk kejang. Dengan mengetahui kebiasaan mengonsumsi alkohol dan gaya hidup lainnya, dokter dapat memberi penanganan yang tepat dan mencegah beberapa risiko lainnya.
5. Kebiasaan merokok
Karena dokter akan selalu menyarankanmu untuk menghindari kebiasaan yang satu ini, kamu pun mungkin tergoda untuk berbohong bila ditanya hal serupa. Spesialis bedah plastik Andrew J. Miller M.D. di Manhattan mengungkapkan bahwa nikotin sangat mengganggu proses penyembuhan. Bahkan beberapa dokter tidak akan melakukan operasi karena sayatan dapat pecah dan menyebabkan luka yang signifikan.
6. Penggunaan obat rekreasional
Seperti namanya, obat rekreasional merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk memberi efek 'kesenangan' bagi penggunanya dan di luar kebutuhan medis, seperti ganja dan sebagainya. Tania Dempsey M.D. mengatakan bahwa pasien pun tak ingin mengakui bila mereka menggunakan bahan-bahan ini dan menjadi bagian dari rekam medis sehingga dapat memengaruhi kebijakan asuransi dan lain-lain. Kendati demikian, dokter yang berbasis di New York ini tetap meminta pasien untuk berterus terang sehingga keluhan yang disampaikan dapat diatasi dengan tepat.
7. Suplemen yang dikonsumsi
Dr. Dempsey juga mengatakan bahwa terkadang pasien malu untuk mengaku bahwa mereka mengonsumsi vitamin, suplemen, dan herbal karena takut dokter akan meremehkan mereka lantaran lebih percaya dengan pengobatan alami dibandingkan medis. Padahal nyatanya, banyak dokter yang justru juga mempercayai hal tersebut. Hanya saja, ada kemungkinan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan ketika beberapa jenis vitamin herbal berpadu dengan resep medis.
8. Pernah melakukan aborsi
Aborsi tidak pernah menjadi hal yang mudah untuk dibicarakan. Namun, spesialis reproduksi Jane Frederick M.D., menyebutkan bahwa penting bagi dokter untuk mengetahui riwayat kesehatanmu secara utuh terutama bila kamu berencana untuk berkeluarga termasuk hamil. Pasalnya, aborsi dapat meninggalkan luka pada jaringan dan berbahaya bagi rahim sehingga dokter harus melakukan persiapan lebih kompleks untuk melakukan tindakan.
9. Kondisi mental
Saat dokter bertanya apa yang sedang kamu rasakan secara emosional, jawab saja sejujurnya alih-alih hanya berkata 'baik' untuk basa-basi. Depresi, bingung, cemas, kesal, dan lain-lain, katakan. Spesialis kesuburan di Boston, Michael Alper M.D. mengatakan bahwa kejujuran mengenai emosi pasien akan sangat membantu dokter maupun dirimu sendiri untuk merasa lebih baik.
10. Kali terakhir melakukan pemeriksaan
Tak pernah ke dokter gigi sejak sepuluh tahun yang lalu dan kini merasa takut untuk dihakimi? Dr. Knopman tetap memintamu untuk berterus terang saja dengan kondisi apa adanya. Daripada harus mengada-ada tentang kondisi sebenarnya dan mendapat perawatan yang tidak maksimal dan merugikanmu, katakan situasi sesungguhnya.
Bagaimanapun, dokter juga dibatasi oleh kode etik dan bekerja secara profesional sehingga tak perlu takut bahwa area privasimu akan terbuka meluas. Jadi, jangan lagi menutupi kebenaran tentang kondisimu sendiri agar tak menyesal di kemudian hari , ya!
Referensi:
https://www.idntimes.com/health/medical/shelly-salfatira/hal-yang-jangan-ditutupi-ketika-konsultasi-ke-dokter
Ketika berkunjung ke dokter, kamu tentu berharap mendapatkan jawaban serta penanganan yang tepat atas kondisi kesehatan yang dialami. Pun sebaliknya, dokter juga tentu tidak ingin memberikan perawatan yang salah untuk pasiennya sehingga berdampak buruk bagi pasien maupun dirinya sendiri.
Karena itulah dibutuhkan sesi konsultasi yang bertujuan untuk menggali informasi sehingga menghasilkan diagnosis yang tepat. Namun kadang kala, ada saja alasan tertentu setiap orang (mungkin termasuk kamu) untuk tidak berterus terang mengenai beberapa hal fundamental seperti berikut ini.
1. Riwayat operasi
Baik operasi minor maupun mayor, spesialis bedah plastik David Shafer M.D., menyebutkan bahwa jujur mengenai riwayat operasi akan mengurangi risiko komplikasi di kemudian hari. Dokter yang berbasis di Manhattan ini pun tak urung menemukan pasiennya sendiri yang mengaku tak pernah melakukan operasi ketika dengan jelas sayatan facelift-nya terlihat.
2. Usia
Bagi beberapa orang, entah mengapa perlu merahasiakan usianya bahkan saat harus berkonsultasi ke dokter. Walaupun pada akhirnya dokter juga akan mengetahui yang sebenarnya, kebohongan semacam ini juga dapat mematahkan kepercayaan dokter terhadapmu. Di sisi lain, kamu juga pasti sangat paham bahwa usia seseorang juga memiliki korelasi penting terhadap kondisi kesehatannya, bukan?
3. Riwayat seksual
Untuk kebaikanmu sendiri, penting untuk memberi tahu dokter terkait berapa banyak pasangan seksmu, kapan kali terakhir kamu melakukan hubungan seks, apakah kamu menerapkan seks yang aman dan sehat atau tidak, hingga jejak penyakit menular seksual yang mungkin dimiliki. Jaime M. Knopman M.D., direktur CCRM-NY dan co-founder Truly menyatakan meski merupakan hal yang sangat privat, informasi ini sangat krusial bagi dokter. Selain dalam memberikan resep, kenyataan ini juga menentukan jenis tes apa yang dapat dilakukan mengingat beberapa jenis pemeriksaan membutuhkan syarat tertentu.
4. Frekuensi minum alkohol
Terutama bila kamu akan melakukan operasi, konfirmasi ini sangat penting karena alkohol dapat memberikan efek bahaya yang permanen pada livermu, termasuk meningkatkan pendarahan. Menurut dokter bedah saraf David Poulad MD dari IGEA Brain and Spain, dampak alkohol bervariasi, termasuk kejang. Dengan mengetahui kebiasaan mengonsumsi alkohol dan gaya hidup lainnya, dokter dapat memberi penanganan yang tepat dan mencegah beberapa risiko lainnya.
5. Kebiasaan merokok
Karena dokter akan selalu menyarankanmu untuk menghindari kebiasaan yang satu ini, kamu pun mungkin tergoda untuk berbohong bila ditanya hal serupa. Spesialis bedah plastik Andrew J. Miller M.D. di Manhattan mengungkapkan bahwa nikotin sangat mengganggu proses penyembuhan. Bahkan beberapa dokter tidak akan melakukan operasi karena sayatan dapat pecah dan menyebabkan luka yang signifikan.
6. Penggunaan obat rekreasional
Seperti namanya, obat rekreasional merupakan bahan-bahan yang digunakan untuk memberi efek 'kesenangan' bagi penggunanya dan di luar kebutuhan medis, seperti ganja dan sebagainya. Tania Dempsey M.D. mengatakan bahwa pasien pun tak ingin mengakui bila mereka menggunakan bahan-bahan ini dan menjadi bagian dari rekam medis sehingga dapat memengaruhi kebijakan asuransi dan lain-lain. Kendati demikian, dokter yang berbasis di New York ini tetap meminta pasien untuk berterus terang sehingga keluhan yang disampaikan dapat diatasi dengan tepat.
7. Suplemen yang dikonsumsi
Dr. Dempsey juga mengatakan bahwa terkadang pasien malu untuk mengaku bahwa mereka mengonsumsi vitamin, suplemen, dan herbal karena takut dokter akan meremehkan mereka lantaran lebih percaya dengan pengobatan alami dibandingkan medis. Padahal nyatanya, banyak dokter yang justru juga mempercayai hal tersebut. Hanya saja, ada kemungkinan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan ketika beberapa jenis vitamin herbal berpadu dengan resep medis.
8. Pernah melakukan aborsi
Aborsi tidak pernah menjadi hal yang mudah untuk dibicarakan. Namun, spesialis reproduksi Jane Frederick M.D., menyebutkan bahwa penting bagi dokter untuk mengetahui riwayat kesehatanmu secara utuh terutama bila kamu berencana untuk berkeluarga termasuk hamil. Pasalnya, aborsi dapat meninggalkan luka pada jaringan dan berbahaya bagi rahim sehingga dokter harus melakukan persiapan lebih kompleks untuk melakukan tindakan.
9. Kondisi mental
Saat dokter bertanya apa yang sedang kamu rasakan secara emosional, jawab saja sejujurnya alih-alih hanya berkata 'baik' untuk basa-basi. Depresi, bingung, cemas, kesal, dan lain-lain, katakan. Spesialis kesuburan di Boston, Michael Alper M.D. mengatakan bahwa kejujuran mengenai emosi pasien akan sangat membantu dokter maupun dirimu sendiri untuk merasa lebih baik.
10. Kali terakhir melakukan pemeriksaan
Tak pernah ke dokter gigi sejak sepuluh tahun yang lalu dan kini merasa takut untuk dihakimi? Dr. Knopman tetap memintamu untuk berterus terang saja dengan kondisi apa adanya. Daripada harus mengada-ada tentang kondisi sebenarnya dan mendapat perawatan yang tidak maksimal dan merugikanmu, katakan situasi sesungguhnya.
Bagaimanapun, dokter juga dibatasi oleh kode etik dan bekerja secara profesional sehingga tak perlu takut bahwa area privasimu akan terbuka meluas. Jadi, jangan lagi menutupi kebenaran tentang kondisimu sendiri agar tak menyesal di kemudian hari , ya!
Referensi:
https://www.idntimes.com/health/medical/shelly-salfatira/hal-yang-jangan-ditutupi-ketika-konsultasi-ke-dokter
Komentar